Selasa, 12 Juli 2011

Mendadak SC, yang semula ditaksir normal pun bisa berakhir di meja operasi

Wahai calon bunda, saat hamil usahakan hunting referensi rumah sakit yang bisa melakukan operasi SC dengan keseluruhan timnya adalah perempuan, atau minimal dokter kandungan dan anestesinya perempuan, sebab bila tiba saatnya melahirkan, kita tak pernah tahu jika tiba-tiba:

"Anda tak bisa melahirkan normal, sekarang juga harus dilakukan operasi SC!" kata seorang dokter kandungan usai memeriksa seorang bumil yang datang ke rumah sakit lantaran sudah terdapat tanda-tanda melahirkan (terjadi kontraksi yang terus menerus makin lama makin kuat, keluar darah dan lendir)

Deg! Kira-kira apa yang akan ibu lakukan jika kondisi di atas dialami oleh anda? Selama ini periksa kehamilan normal-normal saja, bahkan periksa terakhir juga tak ada gangguan apa-apa, lah kok tiba-tiba saja mesti operasi??? Pusiiing...sampai lupa deh mulesnya karena membayangkan operasi. Bahkan tak jarang akhirnya usai "divonis" demikian sang ibu malah bisa melahirkan normal karena takut dioperasi  hehehe (jadi ingat kejadian-kejadian pas nolong persalinan dulu)

Nah, ni vi bagi apa saja yang menjadi alasan dilakukannya SC, dan sedikit Tips :) simak yah...



Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus (rahim) melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992).

Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi (sayatan) pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991).

Jadi operasi Seksio Sesaria ( sectio caesarea ) adalah suatu persalinan buatan dengan cara pembedahan guna melahirkan janin melalui sayatan pada dinding perut dan rahim bagian depan sehingga janin dilahirkan melalui perut bukan melalui vagina (normal).

Indikasi Sectio Caesaria
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal (normal) mungkin akan menyebabkan risiko pada ibu ataupun pada janin

Indikasi sectio caesaria pada Ibu
  1. Panggul sempit( ketidakseimbangan antaar ukuran kepala janin dengan panggul ) atau istilahnya CPD (cephalo pelvic disproportion)
  2. Fungsi plasenta yang tidak terlalu bagus karena lewat batas waktu atau ada penyakit tertentu.
  3. Distosia jaringan lunak (adanya jaringan lunak misal adanya kista)
  4. Plasenta previa (plasenta yang menutupi jalan lahir)
  5. His (kontraksi) lemah / melemah
  6. Rupture uteri / robekan rahim mengancam
  7. Persalinan  dengan komplikasi, misal adanya penyakit jantung, hipertensi atau kejang (Eklampsia)
  8. Gagal induksi (dirangsang)
  9. Ketuban Pecah Dini dengan komplikasi
  10. Herpes genital, ruam kulit yang disebabkan oleh virus yang menyerang alat kelamin.
  11. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome.
  12. Bekas SC 2 kali. Apabila persalinan pertama dan kedua melalui operasi caesar, persalinan ketiga harus operasi juga dan tidak boleh hamil lagi. Jadi yang memutuskan seseorang melahirkan melalui operasi caesar atau tidak itu dokter. Sebenarnya, sejak pemeriksaan kehamilan sudah diketahui bayi bisa lahir normal atau harus operasi. Ibu yang melahirkan anak pertamanya melalui operasi, persalinan kedua tidak harus operasi. Dengan sayatan sejajar dengan garis perut dan kondisi kehamilan setelahnya baik, persalinan berikutnya tak selalu harus melalui operasi. Mungkin saja persalinan pertama terjadi karena plasenta previa atau terjadi persalinan macet, sementara pada kehamilan kedua kondisinya baik-baik saja sehingga persalinan normal bisa dilakukan.
  13. High Social Value Baby. Misalnya bayi yang akan dilahirkan adalah anak pertama dengan usia ibu yang di atas 35 tahun dan baru bisa hamil setelah menikah lebih dari sepuluh tahun.
*Namun kini banyak para artis dan hartawati (maksudnya perempuan jutawan) lebih memilih SC daripada melahirkan normal dengan alasan mereka, bukan karena advis dokter, misal agar tetap seperti gadis, tidak sakit karena dibius en so on...padahal lebih cepat pulih jika melahirkan normal loh bu..!

Indikasi Sectio Caesaria Pada Janin
  1. Janin besar dengan BB lebih dari 3500 gram (meski ada sih yang bisa normal dengan ukuran segini, tapi langka dan hanya karena kuasaNya, dokter tentu ingin mengambil risiko yg lebih kecil)
  2. Gawat janin. Ciri-cirinya, denyut jantung lemah, kondisi bayi tidak baik karena kelamaan di dalam, air ketuban habis atau trauma karena proses persalinan yang lama, sementara pembukaan tak maju-maju.
  3. Kelainan letak atau posisi bayi sungsang atau melintang yang secara pemeriksaan sulit dilahirkan normal
  4. Hidrocephalus. Kepala bayi jauh lebih besar dari ukuran normal
  5. Fetal distres (detak jantung janin melambat) atau yang bisa ditunjukkan dengan alat pemantau kemajuan janin.

Kontra Indikasi Sectio Caesaria :
Pada umumnya sectio caesarian tidak dilakukan pada janin mati, syok, anemi berat  sebelum diatasi, kelainan kongenital berat (Sarwono, 1991)

TIPS:
  1. Jika keputusan SC ini mendadak bunda terima pastikan dan tanyakan sedetil-detilnya kenapa bisa menjadi SC kepada dokter yang memeriksa anda. Tak apalah dibilang cerewet, karena ini penting menyangkut ibu dan janin.
  2. Catat dan ingat serta komunikasikan hal apapun yang anda dan keluarga terima terkait obat (kalau bisa tiap ke apotek mintalah copy resep dan simpan baik-baik), perizinan, atau prosedur lainnya, termasuk apakah boleh suami atau keluarga anda mendampingi di dalam ruang operasi??
  3. Tetap tenang dan banyak dzikir, karena kondisi yang stress bisa memicu keadaan umum ibu menjadi bermasalah, apakah mejadi hiper/hipotensi (tensi menjadi naik/ turun)
  4. Amankan barang-barang berharga anda, misal perhiasan, handphone bahkan gigi palsu dengan memberikan pada keluarga anda!
  5. Minta doa dari keluarga

Sumber:
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC
Muchtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2000. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Prawiroharjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
www.infobunda.com
*pengalaman pribadi bidan viana ketika masih bekerja di RS yang terbanyak melakukan SC
buku Smart Breastfeeding Mom yang menginspirasi untuk segera menuangkan 'uneg-uneg' tentang SC ini :)


:: Semoga kehamilan bunda senantiasa sehat dan bisa berjuang secara "normal" ::

1 komentar:

  1. Memang kenapa kalau dokter laki-laki?
    baik dokter obgyn atau anestesi laki atau perempuan sama baiknya

    BalasHapus